3) 33 tempat pemeriksaan imigrasi :
- a) Bandar udara di :
Sultan Iskandar Muda Banda Aceh, Maimun Saleh Sabang, Binaka Sibolga, Polonia Medan, Minangkabau Padang, Fatmawati Soekarno Bengkulu, Kijang Tanjung Pinang, Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Hang Nadim Batam, Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Belitung Tanjung Pandan, Pangkal Pinang Pangkal Pinang, Soekarno-Hatta Jakarta, Halim Perdana Kusuma Jakarta, Husein Sastranegara Bandung, Ahmad Yani Semarang, Adi Sumarmo Surakarta, Adi Sucipto Yogyakarta, Juanda Surabaya, Supadio Pontianak, Sepinggan Balikpapan, Tarakan, Sam Ratulangi Manado, Hasanuddin Makassar, Ngurah Rai Bali, Selaparang Mataram, El Tari Kupang, Pattimura Ambon, Sentani Jayapura, Jeffman Sorong, Frans Kaisiepo Biak, Mopah Merauke, dan Timika Tembagapura.
- b) Pelabuhan laut di :
Sabang, Malahayati Aceh, Krueng Raya Aceh, Lhokseumawe, Kuala Langsa Aceh, Belawan, Sibolga, Gunung Sitoli Sibolga, Teluk NibungTanjung Balai Asahan, Kuala Tanjung Tanjung Balai Asahan, Teluk Bayur Padang, Yos Sudarso Dumai, Pekanbaru, Bagan Siapiapi, Bengkalis, Tembilahan, Selat Panjang, Sungai Guntung Tembilahan, Kuala Enok Tembilahan, Sri Bintan Pura Tanjung Pinang, Sri Baintan Tanjung Pinang, Tanjung Uban, Bandar Bentan Telani Lagoi Tanjung Uban, Bandar Seri Udana Lobam Tanjung Uban, Tanjung Balai Karimun, Belakang Padang, Nongsa Terminal Bahari Batam, Kabil Batam, Marina Teluk Senimba Batam, Batam Centre Batam, Citra Tritunas Batam, Batu Ampar Batam, Sekupang Batam, Ranai, Tarempa, Pulau Baai Bengkulu, Panjang Lampung, Palembang, Pangkal Balam Pangkal Pinang, Tanjung Kelian Bangka Belitung, Tanjung Gudang Bangka Belitung, Tanjung Pandan, Jambi, Kuala Tungkal, Tanjung Priok Jakarta, Cirebon, Ciwandan Cilegon, Tanjung Mas Semarang, Cilacap, Tanjung Perak Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, Besuki, Panarukan, Banyuwangi, Pontianak, Singkawang, Pemangkat Singkawang, Sintete Singkawang, Tri Sakti Banjarmasin, Kota Baru, Sampit, Balikpapan, Samarinda, Tarakan, Nunukan, Manado, Marore, Miangas, Tahuna, itung, Pantoloan Palu, Soekarno-Hatta Makassar, Pare-Pare, Kendari, Buleleng Bali, Benoa Bali, Padang Bai Bali, Benete Mataram, Lembar Mataram, Tenau Kupang, Maumere, Ambon, Ternate, Tual, Jayapura, Biak, Merauke, Amamapare Tembagapura, Sorong, Siak Sri Indrapura Siak.
4) 79 pos lintas batas, di provinsi :
Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Riau, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.
5) 19 atase/konsul imigrasi pada Perwakilan RI di :
Bangkok, Beijing, Berlin, Den Haag, Kuala Lumpur Malaysia, Singapura, Tokyo, Davao, Hongkong, Jeddah, Los Angeles, Penang, Sydney, Taipei, Johor, Dili, Guang Zhou, Kuching, dan Tawao.
- Ketatalaksanaan
Hasil-hasil yang telah dicapai di bidang ketatalaksanaan sampai tahun 2003 adalah: (1) Pengolahan data kedatangan dan keberangkatan WNI/WNA di Direktorat Jenderal Imigrasi telah terekam yang dikirim dari tempat pemeriksaan imigrasi dengan sistem inteligent character recognation (ICR), (2) Perekaman dan penyimpanan data keimigrasian melaluielectronic filing system, (3) Penyusunan pola umum kriteria klasifikasi kantor imigrasi, (4) Perencanaan SIMKIM, standarisasi pola umum bangunan UPT imigrasi dan standarisasi pelayanan imigrasi.
- Sumber Daya Manusia
Pada era globalisasi ini diperkirakan pelanggaran keimigrasian akan meningkat dan lebih canggih sebagai ekses meningkatnya jumlah dan frekuensi lalulintas orang antarnegara. Keberadaan dan kegiatan orang asing di wilayah Indonesiaakan semakin meningkat. Untuk itu Direktorat Jenderal Imigrasi memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang lebih berkualitas, profesional, memiliki etos kerja yang baik, berdedikasi tinggi dan bermoral. Implementasi kebijakan pengembangan SDM yang bersinergi dengan penataan sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan, antara lain dilakukan dengan penyelenggaraan: (1) Pembukaan kembali Akademi Imigrasi Tahun 2000, (2) Pendidikan dan Pelatihan Teknis Keimigrasian, dan (3) Pendidikan dan Latihan Penjenjangan. Selain itu program pendidikan luar negeri bagi pejabat/pegawai imigrasi mulai dilaksanakan yang bersifat akademis yaitu Strata S-2 (Magister/Master) dan Strata S-3 (Doktoral/PhD), maupun shortcourse (diklat singkat), antara lain di Negara Australia, Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan. Untuk dalam negeri juga telah dikembangkan program pendidikan beasiswa bekerja sama dengan perguruan tinggi negeri antara lain Universitas Indonesia dan Universitas Padjajaran. Ini tidak termasuk dengan peningkatan kapasitas pegawai imigrasi secara personal yang bersifat swadaya dengan menempuh pendidikan baik Strata S-1 maupun pascasarjana di beberapa perguruan tinggi terkemuka seperti Universitas Diponegoro, Universitas Sumatera Utara, Universitas Udayana, Universitas Sebelas Maret, dan lainnya.